cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia" : 11 Documents clear
STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN MANGROVE DI IUPHHK-HA PT. BINTUNI UTAMA MURNI WOOD INDUSTRIES KABUPATEN TELUK BINTUNI PROVINSI PAPUA BARAT Amadion Andika Wanaputra; Erny Poedjirahajoe; Rishadi
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.142

Abstract

Satu - satunya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) di Papua yang mendapatkan izin mengelola kawasan hutan mangrove yakni PT. Bintuni Utama Murni Wood Industries (BUMWI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi mangrove pada kawasan IUPHHK PT. BUMWI dengan menggunakan parameter kelimpahan jenis, sebaran permudaan, serta indeks keanekaragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keempat areal pengamatan yaitu lokasi 1 tahun, lokasi 10 tahun, lokasi 20 tahun bekas tebangan serta hutan primer, terdapat 12 jenis mangrove dari 5 famili. Hasil penelitian meninjukkan bahwa jenis yang paling dominan pada semua lokasi penelitian ialah jenis Rhizophora apiculata dengan total nilai INP sebesar 1621,53 dari semua lokasi pengamatan. Jenis R. apiculata permudaan alami pada keempat lokasi penelitian memiliki nilai kerapatan tertingi terdapat pada lokasi 1 tahun bekas tebangan dengan total kerapatan 300,203 individu/ha dengan jenis yang mendominasi R. apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza. Nilai indeks keanekaragaman jenis pada masing-masing lokasi penelitian berada pada selang sedang (1<H’<3) dan dapat disimpulkan bahwa jumlah individu pada setiap lokasi dan tingkatannya seragam.
POTENSI JASA LINGKUNGAN PADA KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KLAMONO, KABUPATEN SORONG Akwila Johanes Kurey; Yohanes Y. Rahawarin; Dominggas M.H. Renwarin
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis komoditi dan bentuk aktifitas pemanfaatan jasa lingkungan pada kawasan Taman Wisata Alam Klamono. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap komoditi jasa lingkungan yang ada pada kawasan Taman Wisata Alam Klamono dan wawancara dilakukan pada masyarakat di Kampung Klawana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi jasa lingkungan terdiri atas a). potensi sumber air yang meliputi sungai Klagene dan sungai Klawana. b). Keanekaragaman hayati meliputi potensi flora dan potensi fauna c). Penyerapan karbon meliputi tumbuhan berkayu dan tumbuhan non kayu d). Panorama bentang alam. Aktivitas pemanfaatan jasa lingkungan meliputi sumber pemanfaatan tata air, flora, fauna, tumbuhan berkayu, tumbuhan non kayu dan panorama bentang alam. Potensi pengembangan jasa lingkungan dapat dinilai dengan mengunakan kriteria penilaian daya tarik, aksesibilitas, kondisi sosial ekonomi masyarakat, keamanan pengelolaan, dan sarana prasarana. Hasil skoring mengindikasikan bahwa Taman Wisata Alam Klamono dapat dikembangkan tetapi perlu pertimbangan beberapa aspek strategis oleh pemerintah setempat.
REGENERASI TEGAKAN Araucaria hunsteinii K. Schum. PADA HUTAN PENDIDIKAN ANGGORI MANOKWARI Benyamin Kossay; Rudi A. Maturbongs
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.144

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat intensitas kehadiran tegakan Araucaria hunstenii pada tingkat semai yang tumbuh pada blok tanam dan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kehadiran tegakan semai di bawah tegakan Araucaria hunsteinii di Hutan Pendidikan Anggori, Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode sensus pada seluruh individu dengan teknik survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 154 individu pada tingkat semai dalam luasan blok tanam 2.275 m2 atau 0,23 ha. (kerapatan 0,06). Dari 25 plot yang diobservasi, 23 plot ditumbuhi individu tingkat semai jenis A. hunsteinii (frekuensi 0,92). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kehadiran semai Araucaria hunsteinii adalah intensitas cahaya dan ketebalan serasah. Kedepannya, perlu menerapkan pemeliharaan intensif terhadap tegakan A. hunsteinii dengan cara pembersihan terutama lantai hutan sehingga memudahkan proses perkecambahan benih dan pertumbuhan anakan baru jenis A. hunsteinii.
PEMANFAATAN TANAH HUTAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL MASYARAKAT KAMPUNG MAPURA KABUPATEN MAYBRAT Federosa Kambuaya; Matheus Beljai; Charly B. Wanggai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.147

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan jenis tanah hutan sebagai alternatif pengobatan tradisional bagi masyarakat Kampung Mapura Kabupaten Maybrat. Metode penelitian deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan wawancara semi struktural dilakukan untuk memperoleh data tanah dan informasi dari responden. Analisis lanjutan sampel tanah yang meliputi tekstur, pH, struktur dan kadar air juga dilakukan guna mengetahui komposisi dan karaktersitik dari jenis tanah yang digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat memanfaatkan 1 (satu) jenis tanah yang digunakan sebagai pengobatan yaitu jenis tanah liat. Bagian tanah yang digunakan sebagai pengobatan ialah permukaan tanah maupun bagian dalam tanah dengan cara menggali. Secara umum, struktur tanah yang diperoleh antara lain granular, gumpal bersudut, gumpal membulat dengan tekstur lempung, lempung liat berpasir serta memiliki kisaran kadar air tanah antara 13,18% - 23,26% dan kisaran nilai pH tanah antara 6,1 – 6,84. Penyakit yang disembuhkan ialah sebanyak 8 jenis penyakit. Metode pengobatan ini telah berlangsung lama dan secara hirarki diturunkan dari generasi ke generasi dalam keberadaban masyarakat Maybrat di Kampung Mapura.
IDENTIFIKASI KERUSAKAN AREAL HUTAN MANGROVE AKIBAT AKTIVITAS PENDUDUK DI DAERAH AIRTIBA KABUPATEN KAIMANA Novalinda Hanagrasia Konom; Reinardus L. Cabuy; Alfredo O. Wanma
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penduduk di sekitar areal hutan mangrove serta mengetahui luas kawasan mangrove yang telah rusak akibat aktivitas antropogenik di wilayah Airtiba, Kelurahan Krooy Kabupaten Kaimana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei lapangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat enam indikasi penyebab kerusakan yaitu aktivitas penebangan untuk kayu bakar dan tambelo, perluasan areal permukiman, konversi lahan untuk tempat pengeringan ikan, tempat pembuangan sampah, perluasan tubuh air guna akses perahu dan area pertambakan di sekitar kawasan hutan mangrove Airtiba. Intensitas kerusakan terbesar disebabkan oleh aktivitas pertambakan sedangkan yang intensitas kerusakan terkecil disebabkan oleh aktivitas pembuangan sampah. Perhitungan IK menunjukkan kerusakan sebesar 8,60% atau 20,31 ha dari total luas kawasan sebesar 236,13 ha yang mana masih dalam kategori intensitas kerusakan rendah.
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI GAHARU (Aquilaria malaccensis) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Oktovina Dorce Inggesi; Amilda Auri; Petrus A. Dimara
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.151

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan semai gaharu (Aquilaria malaccensis) terhadap pemberian pupuk organik melalui penggunaan metode eksperimen rancangan percobaan lengkap (RAL) dengan total 180 unit percobaan. Hasil penelitian respon pertumbuhan semai gaharu menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara ketiga perlakuan yang diberikan terhadap pertambahan tinggi semai gaharu dengan nilai F hitung 2,196 lebih besar dari pada signifikannya yaitu 0,192. Rata-rata pertumbuhan diameter tertinggi dimiliki oleh perlakuan kontrol yaitu 0,037 cm sedangkan perlakuan media campuran pupuk kandang dan top soil dan media campuran pupuk kandang, EM4+ dan top soil memiliki nilai rata-rata pertumbuhan yaitu 0,09 dan 0,08 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara tinggi, diameter dan percabangan tanaman pada ketiga perlakuan yang diberikan.
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS KUSKUS DI WILAYAH KABUPATEN TAMBRAUW Salmon Kasi; Meliza S. Worabai; Hermanus Warmetan
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.153

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kuskus di Kampung Warsnembri guna pengembangan dan pengelolaannya di masa yang akan datang. Objek dalam penelitian ini adalah jenis kuskus dari famili Phalangeridae yang terdapat di Kampung Warsnembri Distrik Mubrani Kabupaten Tambrauw dimana penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi dan survei yang dilakukan pada waktu malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 individu dari 2 spesies kuskus yaitu Phalanger orientalis (sebanyak 4 individu) dan Spilocuscus maculatus (sebanyak 2 individu). Kecenderungan diperolehnya sampel kuskus terindikasi karena berada dekat dengan sumber pakan yang tersebar pada tipe hutan primer dan sekunder. Hal ini juga didukung dengan pola konsumsi daging kuskus yang dibatasi pada komunitas masyarakat di kampung.
EKSPLORASI BAKTERI ASAL JAMUR Ganoderma sp. SEBAGAI POTENSIAL ANTAGONIS PENYAKIT TANAMAN Coriolus versicolor Widyastini Dabamona; Nunang L. May; Descarlo Worabai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.154

Abstract

Tujuan dari penelitian ini menguji respon bakteri asal jamur Ganoderma sp. terhadap penyakit tanaman Coriolus versicolor secara in vitro. Tahapan dalam penelitian ini dibagi dalam 6 bagian yaitu: 1) pengambilan jamur di lapangan, 2) pembuatan media, 3) isolasi bakteri asal jamur Ganoderma sp., 4) perbanyakkan biakan penyakit tanaman, 5) pemurnian bakteri dan 6) uji antagonis. Uji antagonis menggunakan metode rancangan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil eksplorasi bakteri didapatkan 4 jenis bakteri antagonis. Bakteri antagonis memiliki bentuk morfologi yang berbeda-beda dilihat berdasarkan bentuk koloni, tepian koloni dan warna koloni. Keempat bakteri antagonis asal jamur Ganoderma sp. menunjukkan bahwa mampu menghambat pertumbuhan radial miselium dari jamur patogen Coriolus versicolor. Persentase penghambatan yang ditunjukkan dari keempat bakteri yang diujikan berbeda-beda. Pada pengujian antagonis terhadap pertumbuhan radial miselium jamur patogen Coriolus versicolor, penghambatan paling tinggi sampai terendah ditunjukkan oleh bakteri dengan kode isolat GC4 sebesar 90,00 %, GC1 sebesar 89,44%, GC3 sebesar 66,11% dan GC2 sebesar 53,11%. Persentase penghambatan pertumbuhan miselium jamur patogen Coriolus versicolor pada GC4 memiliki pertumbuhan radial miselium paling rendah yaitu 0,90 cm dibandingkan dengan GC2 dengan persen penghambatan pertumbuhan radial miselium paling tinggi 3,75 cm.
TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN MARGIN KEUNTUNGAN DAN ALUR PEMASARAN KAYU LOKAL DI DISTRIK MANOKWARI UTARA Febriyanti Dedan Paririe; Jonni Marwa; Novita Panambe
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.161

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan di tingkat pengusaha kayu (pemilik hak ulayat, penampung kayu, dan pengusaha kayu), menilai margin keuntungan di masing-masing pengusaha kayu dan mendeskripsikan alur dan mekanisme/sistem penebangan dan pemanfaatan kayu. Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei lapangan dan objek dalam penelitian ini adalah pengusaha kayu gergajian yang mengolah hasil hutan di Distrik Manokwari Utara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan hak ulayat sekaligus pengusaha kayu sebesar Rp. 29.400.000/tahun, pemilik hak ulayat sekaligus penampung kayu Rp. 13.100.000/tahun dan pengusaha kayu Rp. 28.000.000/tahun. Margin keuntungan pemilik hak ulayat sekaligus pemilik stand kayu adalah 56,112%, pemilik hak ulayat yang juga penampung kayu 35,85% dan pegusaha kayu 30,82%. Alur perdagangan kayu yang berasal dari Distrik Manokwari Utara dijual ke pasar lokal di Distrik Manokwari Utara dan dalam kota Manokwari dengan margin keuntungan tertinggi adalah saluran pemasaran dari stand kayu ke konsumen akhir di kota Manokwari dan sekitarnya.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI RIPARIAN PADA HABITAT IKAN PELANGI ARFAK (Melanotaenia arfakensis, Allen 1990) DI SUNGAI NIMBAI DAN AIMASI PRAFI MANOKWARI Duma Tato Sanda; Hans FZ. Peday; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe vegetasi riparian, struktur dan komposisinya sebagai habitat ikan pelangi arfak di sekitar sungai Nimbai and Aimasi daerah Prafi Manokwari. Data vegetasi diambil pada 8 lokasi dengan metode pengambilan data melalui desain plot sebanyak 5 di sepanjang sisi sungai Nimbai dan 3 sepanjang sisi sungai Aimasi melalui pengamatan tegakan semai, pancang, tiang dan pohon. Pada tingkatan semai dibuat plot dengan ukuran 4 m2, pancang dengan plot ukuran 25 m2, pancang dengan plot ukuran 100 m2, serta tingkat pohon dengan plot ukuran 400 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sungai Nimbai, terdapat sebaran vegetasi riparian di sisi sungai, terutama pada bangian tengah dan hulu yang mana masih dalam kondisi baik, sementara pada bagian hilir cenderung mulai mengalami perubahan yang disebabkan oleh kegiatan kelapa sawit, pertanian dan pembukaan lahan, serta pemukiman. Sebaliknya, kondisi vegetasi riparian terlihat dalam kondisi baik pada sisi sungai Aimasi. Tutupan vegetasi jenis riparian disekitar sungai Nimbai didominasi oleh tipe hutan sekunder tua, semak dan jenis rumput-rumputan. Sementara tutupan vegetasi pada sungai Aimasi dominan adalah hutan primer dan sebagian berupa hutan sekunder muda. Selanjutnya perlu adanya upaya revegetasi disekitar hutan Nimbai terutama pada daerah hilir.

Page 1 of 2 | Total Record : 11